Pengertian Ergonomi menurut
Wignjosoebroto (2000) adalah ergonomi atau ergonomis (bahasa inggris)
sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos
yang berarti hukum. Ergonomi
merupakan ilmu interdispliner yang melibatkan beberapa keilmuan antara lain
anatomi, fisiologi, psikologi, biomakanika, desain, manajemen. Menurut
Wigjosoebroto (2003) ergonomi merupakan satu upaya dalam bentuk ilmu, teknologi
dan seni untuk menyerasikan peralatan, mesin pekerjaan, sistem, organisasi dan lingkungan
dengan kemampuan, kebolehan dan batasan manusia sehingga tercapai suatu kondisi
dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman, efisien dan produktif, melalui pemanfaatan tubuh manusia secara maksimal dan
optimal.
Menurut
Sutalaksana (1979) ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk
memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia
untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada
sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan
itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Ergonomi
berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan
kenyamanan manusia di tempat kerja (Nurmianto, 1996). Agar tercapai kondisi
tersebut, seharusnya peralatan dan lingkungan dikondisikan sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia, bukan sebaliknya manusia disesuaikan dengan
alat. Sesuai dengan pengertian ergonomi prinsip penting ergomomi yang selalu
digunakan adalah prinsip fitting the task/ to the man, ini berarti harus
disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia (Pulat B.M.,1991).
Berdasarkan
prinsip tersebut maka sistem kerja dirancang dengan memperhatikan faktor-faktor
yang menjadi kelebihan dan keterbatasan manusia sebagai pengguna maka diperoleh
suatu rancangan sistem kerja yang berada didalam daerah kemampuan manusia. Di
dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan
lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu Menyesuaikan suasana
kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga sebagai human factor. Menurut Barnes (1991) menyebutkan istilah ergonomi sebagai human
engineering yang mempunyai tujuan mendekati tugas-tugas manusia dengan
lingkungannya terutama pada panca indera, persepsi, mental, fisik, dan
sifat-sifat manusia lainnya.
IEA (International Ergonomics Association) mendefinisikan ergonomi sebagai ilmu yang mengaplikasikan pengetahuan mengenai kemampuan fisik maupun mental manusia untuk merancang produk, proses, stasiun / tempat kerja (workplaces) dan interaksi manusia - mesin (juga lingkungan fisik kerja) yang kompleks. Definisi yang paling sederhana dan ringkas dari ergonomi adalah studi tentang kerja, dikaitkan dengan kerja fisik (physical) maupun mental (psychological) manusia. Dalam hal ini pendekatan ergonomi akan fokus pada evaluasi dan perancangan tempat kerja; baik problematik kerja secara fisik (manual lifting, repetitive motion, lighting, noise dan energy expanded) maupun mental-kognitif (perception, attention, decision making, dll).
Daftar Pustaka :
Barnes. R. 1991. Motion and Time
Study. John Wiley, New York
Nurmianto. E. 1996. Ergonomi Konsep
Dasar Dan Aplikasinya. Edisi Pertama. Surabaya. Guna Widya.
Sutalaksana, I.Z. 1979. Teknik Tata
Cara Kerja. Departemen Teknik Industri, ITB.,
Bandung.
Bandung.
Komentar
Posting Komentar