Antropometri
Menurut Wignjosoebroto (2000) istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia meliputi daerah ukuran, kekuatan, dan aspek lain dari gerakan tubuh. Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linier, berat, isi, dan juga meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan, dan aspek lain dari gerakan tubuh. Antropometri berasal dari kata anthopos yang berarti dan metrikos yang mengandung arti ukuran. Salah satu faktor pembatas kinerja tenaga kerja adalah tidak adanya keserasian ukuran, bentuk sarana, dan prasarana kerja terhadap tenaga kerja. Guna mengatasi keadaan tersebut diperlukan data antropometri tenaga kerja sebagai acuan dasar disain sarana dan prasarana kerja. Antropometri sebagai salah satu disiplin ilmu yang digunakan dalam ergonomi memegang peranan utama dalam rancang bangunan sarana dan prasarana kerja.
Menurut Wignjosoebroto (2000) istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia meliputi daerah ukuran, kekuatan, dan aspek lain dari gerakan tubuh. Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linier, berat, isi, dan juga meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan, dan aspek lain dari gerakan tubuh. Antropometri berasal dari kata anthopos yang berarti dan metrikos yang mengandung arti ukuran. Salah satu faktor pembatas kinerja tenaga kerja adalah tidak adanya keserasian ukuran, bentuk sarana, dan prasarana kerja terhadap tenaga kerja. Guna mengatasi keadaan tersebut diperlukan data antropometri tenaga kerja sebagai acuan dasar disain sarana dan prasarana kerja. Antropometri sebagai salah satu disiplin ilmu yang digunakan dalam ergonomi memegang peranan utama dalam rancang bangunan sarana dan prasarana kerja.
Selanjut Wigjosoebroto (1995) menerangkan bahwa antropometri secara
luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses
perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi
manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara
luas antara lain dalam hal :
- Perancangan areal kerja ( work station, interior mobil, dll )
- Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.
- Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer dll.
- Perancangan lingkungan kerja fisik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan / menggunakan produk
tersebut. Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus mampu mengakomodasikan
dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil
rancangannya tersebut. Secara umum sekurang-kurangnya 90 % - 95 % dari populasi
yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk haruslah mampu
menggunakannya dengan selayaknya.
Aplikasi antropometri dalam perancangan
produk/fasilitas kerja.
Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai
macam anggota tubuh manusia dalam percentile tertentu akan sangat besar
manfaatnya pada saat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan
dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh
manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus
diambil didalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih
dahulu seperti diuraikan berikut ini :
1.
Prinsip perancangan produk bagi individu dengan
ukuran yang ekstrim. Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 (dua)
sasaran produk, yaitu :
a.
Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang
mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila
dibandingkan dengan rata-ratanya.
b.
Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh
yang lain (mayoritas dari populasi yang ada ).
2.
Prinsip perancangan produk yang bisa
dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu. Disini rancangan bisa
dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang
yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai
adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser
maju/mundur dan sudut sandarannya bisa dirubah-rubah sesuai dengan yang
diinginkan. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam
ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah rentang nilai 5-th
s/d 95-th percentile.
3.
Prinsip perancangan produk dengan ukuran
rata-rata.
Berkaitan dengan
aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk
ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa saran/rekomendasi yang bisa
diberikan sesuai dengan langkah-langkah seperti berikut :
a.
Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan
anggota tubuh yang mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan
rancangan tersebut.
b.
Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses
perancangan tersebut, dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus
menggunakan data struktural body dimension ataukah functional body dimension.
c.
Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang
harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan
produk tersebut. Hal ini lazim dikenal sebagai "market segmentation",
seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan rumah tangga untuk wanita,
dll.
d.
Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti
semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang
ukuran yang fleksibel (adjustable) ataukah ukuran rata-rata.
e.
Pilih prosentase populasi yang harus diikuti,
90-th, 95-th, 99-th ataukah nilai percentile yang lain yang dikehendaki.
f.
Untuk setiap dimensi tubuh yang telah
diidentifikasikan selanjutnya pilih/tetapkan nilai ukurannya dari tabel data
antropometri yang sesuai. Aplikasi data tersebut dan tambahkan faktor
kelonggaran (allowance) bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat
faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung
tangan (glowes), dan lain-lain.
Gambar 1. Antropometri tubuh
manusia yang diukur dimensinya
Keterangan :
1.
Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari
lantai s/d ujung kepala )
2.
Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3.
Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak
4.
Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku
tegak lurus)
5.
Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam
posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan ).
6.
Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari
alas tempat duduk/pantat sampai dengan kepala ).
7.
Tinggi mata dalam posisi duduk.
8.
Tinggi bahu dalam posisi duduk
9.
Tinggi siku dalam posisi duduk ( siku tegak
lurus )
10.
Tebal atau lebar paha.
11.
Panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung
lutut.
12.
Panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian
belakang dari lutut/betis.
13.
Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi
berdiri ataupun duduk.
14.
Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari
lantai sampai dengan paha.
15.
Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi
berdiri ataupun duduk )
16.
Lebar pinggul/pantat
17.
Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak
tampak ditunjukkan dlm gambar ).
18.
Lebar perut
19.
Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan
ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus.
20.
Lebar kepala.
21.
Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai
dengan ujung jari.
22.
Lebar telapak tangan.
23.
Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang
lebar-lebar kesamping kiri-kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar ).
24.
Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri
tegak, diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus
keatas (vertikal).
25.
Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk
tegak, diukur seperti halnya no 24 tetapi dalam posisi duduk ( tidak
ditunjukkan dalam gambar ).
26. Jarak jangkauan tangan yang
terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan. Daftar Pustaka :
Wignjosoebroto. S. 1995. Ergonomi, Studi Gerak & waktu. Penerbit Guna widya, Jakarta.
Komentar
Posting Komentar